Friday, 7 October 2016

Artikel Opini : Kelengahan Negara di Era Teknologi; Ancaman Kedaulatan Bangsa

Kelengahan Negara di Era Teknologi; Ancaman Kedaulatan Bangsa
Kemajuan teknologi tentunya begitu memberikan dampak yang cukup signifikan dalam kehidupan kita dewasa. Teknologi semakin hari semakin kian dibutuhkan oleh masyarakat kita. Salah satu kemajuan teknologi yang kain ramai digemari hampir diseluruh negara di dunia yaitu akses akan fasilitas internet. Untuk Indonesia sendiri, negara bahkan telah memfasilitasi pelayanan akses internet hingga pelosok-pelosok kecamatan di Indonesia.
Sebagaimana kita sadari, bahwa dewasa ini internet dapat dikatakan sebagai salah satu kebutuhan yang cukup penting bagi masyarakat kita. Banyak keuntungan serta manfaat, baik secara ekonomis maupun sosial yang dapat kita peroleh dengan adanya pelayanan akan internet. Melalui internet, kita bisa mengembangkan berbagai macam bisnis dengan cakupan pemasaran hampir seluruh dunia. Betapa efisiennya transaksi hingga marketing bisnis dapat dilakukan melalui internet. Lebih dari itu, dengan internet kita dapat menambah investasi pengetahuan kita tentang segala macam ilmu pengetahuan dan perkembangan dunia secara cepat dan mudah.
Namun demikian, tidak selalu keberadaan internet ini memberikan manfaat baik bagi kehidupan kita. Ada dampak negatif yang perlu diantisipasi dari adanya kemajuan kemudahan akses akan internet dewasa ini. Disamping masih mudahnya akses akan situs-situs pornografi  yang dapat berdampak pada negatif bagi perkembangan psikologi anak, meski pemerintah telah melakukan kebijakan pemblokiran terhadap situs-situs porno tersebut, lebih dari itu internet dapat mengancam kedaulatan suatu negara, termasuk Indonesia sendiri. Ancaman ini lebih berbentuk pada semakin mudahnya dunia dapat melihat profil dan data startegis dari suatu negara secara bebas. Mengapa ini menjadi penting?
Sebagaimana kita ketahui, terutama bagi kita kalangan mahasiswa yang sedang melakukan tugas akhir skripsi, setidaknya akan menemukan kendala untuk menemukan data yang dibutuhkan dalam penelitian yang sedang dikerjakan. Dengan berbagai macam topik yang dibahas dalam skripsi tentunya akan semakin banyak jenis data yang dibutuhkan sesuai dengan topik tentang yang menyangkut kemaslahatan di Indonesia, akan tetapi sayangnya data yang kita butuhkan tersebut, tidak selalu tersedia seperti yang kita harapkan. Biasanya kita tidak akan pernah menemukan data untuk periode-periode yang lebih lama tentang data suatu hal atau profil data pada tingkat yang lebih kecil dari nasional maupun daerah dari BPS Pusat dan maupun daerah atau dari link-link lembaga pemerintah terkait secara rigidity. Anehnya, kita dapat menemukan berbagai macam jenis data yang kita butuhkan dari sumber-sumber luar negeri yang menyediakan jasa data-data secara rigidity untuk suatu negara. Misalnya saja kita dapat mendapatkan data-data yang lebih rigid tentang berbagai macam indikator sosial, ekonomi maupun politik negara kita dari situs www.ceid.com dan www.asia-monitor.com. Jika kita hendak memperoleh data dengan mengakses situs tersebut, kita harus membayar dengan kata lain kita harus membeli data-data tentang negara kita sendiri dari pihak luar.
Bagi saya kondisi tersebut merupakam sebuah keanehan yang paling aneh. Keanehan itu dapat kita lihat dari beberapa hal dan patut untuk diwaspadai. Pertama, pihak asing justru lebih memiliki sistem database yang lebih rigiditytentang berbagai macam keindonesiaan kita terutama dalam bisnis dan ekonomi dibanding bangsa Indonesia sendiri. Kedua, menjadi aneh ketika hak kita sebagai warga negara untuk dapat memperoleh segala informasi yang kita butuhkan secara transparan tetapi tidak dapat kita peroleh selain dengan cara harus membeli data-data informasi yang kita butuhkan tersebut dari pihak luar. Dari kaca mata bisnis hal ini sah-sah saja, tapi apakah wajar jika kita harus membeli padi yang kita tanam sendiri, membayar makanan yang kita buat sendiri kepada pihak yang sama sekali tidak menanam dan membuatnya?
Berdasarkan keanehan tersebut, saya menduga hal itu terjadi karena tidak adanya budaya kedisiplinan dari bangsa kita untuk mendokumentasikan atau mengarsipkan segala data dan informasi yang kita miliki secara tertib dan teratur, sehingga dapat berguna bagi segala macam perencanaan pembangunan kita. Namun secara faktual, pendokumentasian data-data dan berbagai macam informasi penting tentang Indonesia, lebih banyak dimiliki oleh pihak asing dan diperjualbelikan secara bebas untuk keperluan ekonomis. Kondisi ini akan menjadi sangat rawan tentunya bagi kedaulatan bangsa kita sendiri. Dengan jual beli data tentang profil kenegaraan itu, tidak menutup kemungkinan untuk dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk ‘menguasai’ negeri kita. Misalkan saja, bagaimana wilayah maritim kita dapat dimasuki oleh kapal-kapal nelayan asing, wilayah udara kita dengan mudahnya dapat dimasuki pesawat-pesawat asing, hilangnya pulau-pulau seperti Ligitan dan Sipadan, hingga pencurian-pencurian potensi alam yang lainya oleh asing. Artinya, semakin bebas data-data dan informasi yang kita punya untuk diperdagangkan dan justru dimilki oleh asing akan semakin rapuh negara ini dalam mengahadapi ‘serangan-serangan’ dari pihak luar dalam bentuk apapun.
Dengan demikian, internet memang penting keberadaanya bagi peningkatan kehidupan masyarakat luas baik dalam negeri dan luar negeri dalam kebebasan segala informasi. Akan tetapi, pemerintah perlu selektif dalam menentukan macam informasi dan data tentang negeri ini untuk dapat diakses bagi khalayak umum, terutama bagi pihak luar negeri. Dalam era digitalisasi ini, data-data dan informasi penting suatu negara merupakan komoditas ekonomi dan tidak menutup kemungkinan untuk disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab yang dapat mengancam kedaulatan negara. Dalam strategi perang dunia, kebocoran informasi dan data-data penting dari suatu negara ke pihak musuh, merupakan awal kehancuran bagi negara tersebut dan hampir dipastikan akan kalah dalam peperangan. Dalam strategi perang modernisasi dewasa ini, data dan informasi merupakan hal amat penting apalagi menyangkut sebuah negara dengan kelimpahan alam yang melimpah seperti Indonesia ini.
FX. Hengki Parahate
Ngaglik, Yogyakarta, 2013

No comments:

Post a Comment