Friday, 7 October 2016

Puisi: NAIF

NAIF
Semua ada, tersedia dan serba menyenangkan
Tatkala cinta dibutuhkan,
Angin bersenandung meniupkan kedalam jiwa
Tatkala roti dan susu dibutuhkan
Bumi merunduk dan mengada
Ketika keteduhan didamba,
Langit berpendar mendirikan peraduan
Amboy, inikah surga?
Bukan, inilah dunia tempat kau dilahirkan
Tempat engkau bermain dan memakan segala tunasnya.
Ah, bukan inilah surga. Bukan dunia!
Dunia itu menyedihkan, dunia itu kejam dan penuh dengan angkara murka
Dunia itu penuh dengan tipu muslihat dan kebusukan.
Dunia itu tempat hidup segala manusia yang jahat.
Tempat manusia yang menebarkan kebencian dan kedengkian.
Kebaskanlah kabut didalam matamu itu
Dan lihatlah kebawah sana!
Itulah tanah kehidupan yang enggan engkau lihat,
Enggan engkau gumuli oleh karena kabut kenyamanan yang mengerdilkan jiwamu.
Cungkilah kabut itu dari matamu dan lihatlah sedalam-dalamnya.
Inilah tanah yang seharusnya engkau pijak untuk berjalan.
Pijak dan berjalanlah!
 Lihatlah engkau hidup dengan jiwa yang bergelora.
Gelorakanlah jiwa itu mensurgakan dunia
Pageruyung, 2 Agustus 2014
FX. Hengki Parahate

No comments:

Post a Comment