Bagian II
Pertarungan
Setelah
pertarungan usai, sesungguhnya kita kabur mengenai pemahaman hasil akhir. Siapa
pemenang dan siapa pihak yang kalah?. Yang ada hanyalah pengurangan. Kurang rasa
saling percaya, saling hormat, berinterospeksi, kurang adab, dan kurang saling
memahami.
Ini
bukanlah pertarungan yang sesungguhnya, sekalipun segala upaya telah dikerahkan
dan meguras tenaga serta mengorbankan martabat diri. Semua hanya persoalan
intrik picik semata yang malu – malu. Tidak berani terbuka, karena takut
jikalau intensi pertarungan itu diketahui bukan untuk martabat dan kerhormatan,
melainkan karena rasa ingin ‘mematikan’ yang bersumber dari hati pembenci dan
iri. Demikianlah orang itu sesungguhnya harus dikasihi karena tidak memiliki
cinta.
Bersabarlah
menganggung segala sesuatu yang pedih karena banyak hal dengan musuh yang
demikian. Setidaknya dengan itu engkau telah selangkah maju untuk memenangkan
pertarungan.
Selamat
bertarung melawan dirimu sendiri, sebagai musuh terberatmu.
Catatan
permenungan : Hengki P., Kamis, 1 Oktober 2020
No comments:
Post a Comment