Thursday, 8 December 2016

We are Canisian, SD Kanisius Sanjaya Sukorejo

Together we can, 2015


We must discus

we are creative

eksplorasi belajar

ini karya kami

ini karya kami

ini karya kami

cheerr.... selalu bergembira

experimen IPA, 2015

experimen pestisida alami, 2015

yuk peres dulu bro...

sip jadi....

tuang pelan - pelan

ketawa - ketiwi sambil diskusi

PHP, pestisida herbal pepaya

Yuk berkebun....

Deo Gratias Marching Band

Deo Gratias Marching Band Group

Dengar baik - baik....

Jadi begini lho ....

Gambare bagus trasparan...

jadi mari kita jaga NKRI dan Pancasila ...

Pramuka dulu dah...

sip tendanya hampir kelar...

asyik udah sore... adem...

Kami disini untuk latihan mandiri

Salam Pramuka...

latihan jadi dalang ....

Kita persembahkan pada Tuhan yuk...

Kita mainan cermin datar yuk

Jewer kuping .... hehehe

siap? yang kompak lho...

Touring sambil belajar

Menyatu dengan alam...

saatnya kita beraksi ni...

rekreasi dan edukasi

family gathering

yang kompak gerakanya yak...

Bagimu Negeri Kami Berbakti dan Mengabdi

Mengolah seni jiwa

Edisi Tokoh - Tokoh Sejarah

Sang Putra Fajar

Bapak Koperasi Indonesia

Pejuang Kesetaraan Gender

"Menulis adalah tugas kemanusiaan"

Si Burung Manyar

Thursday, 13 October 2016

Puisi :Merindukan Terang

Merindukan Terang
Kalian yang dulu pernah berurai air mata
Berkalung peluh dan derita
Marilah mendekat dan berpekiklah
Agar tanah yang tidur pun mendengar dan bergetar
Agar air yang tenang pun berderai
Dan alam nan teduh bergeming dan menyingkap segala tabir si jahat

Kalian yang hanya diam
Menggerutu dalam gelap dan pengap hidup
Berdirilah dan tegakan kaki lalu berpijak
Angkatlah lenganmu dan tinjulah  dunia yang malang diperdaya si jahat

Kalian yang hanya terkulai lemah
Memanggul hidup dalam ketidak berdayaan
Beranikan hati dan berkeraslah berjuang setidaknya bagi dirimu sendiri
Sebab engkaulah manusia yang merdeka
Dan sebab engkaulah manusia yang mulia
Halaulah segala kegelapan itu
Sebab kebenaran bukan yang telah kelihatan
Dan bukan hanya milik sebagian manusia saja
Ialah kepunyaan alam semesta yang menentramkan segala mahkluk yang berdiam di bawah naungannya
Ialah hak segala anak bangsa

Pageruyung, 30 Mei 2016

FX. Hengki Parahate

Puisi : Mencumbui Malam


Mencumbui  Malam
Malam bukan lagi sahabat
Ia berwajah seram dengan peringai suram
Bak kabut kelam
Ia menyelimuti segala kedalaman diri
Menyeret jiwa dalam kekecewaan yang membatu
Merantai kegelisahan dalam bisu
Menenggelamkan mata hati dan menenun siasat celaka
Malam adalah kepalsuan keindahan gemerlap
Kehampaan hati yang tersendiri
Kekosongan jiwa yang terbelenggu
Ialah malam
Simbol segala gelap dalam gemerlap
Simbol segala keheningan dalam picik siasat para penyamun
Simbol segala keteduhan dalam haus dan kering nurani
Ialah malam
Itulah malam
Aku pun rindu padanya

Pageruyung, 30 Mei 2016
FX. Hengki Parahate



Puisi : Memuja Malam

Memuja Malam
Kunantikan datangmu
Memapahku dalam mimpi bayangan nan gelap
Kuharapkan sentuhmu
Membelai jiwaku nan lara dan terbenam dalam gelap
Kupuja dirimu wahai sang malam
Sebab telah lumpuh kewarasanku pada dunia yang tak waras
Kucintai engkau dengan segenap hatiku
Sebab tiada patut dan layak kucintai lagi segala yang terlihat pada terang
Pada terang hanya kudapati bayang
Tersamar dalam kemilau dunia yang menyilaukan
Hingga mata tiada lagi sedap memandang dalam segala kemegahannya
Kupuja engkau dengan segala kehalusan budiku
Sebab dalam gelapmulah terang itu sungguh dinantikan
Dan tiada tersamar dalam bayangan

Pageruyung, 22 Juli 2016
FX. Hengki Parahate



Puisi : Melacurkan Nurani

Melacurkan Nurani




Tiada mati rasa bagiku
Tiada pula mati hati ini menimbang segala perkara
Hanya saja bukan begitu logikanya
Nurani tiada lagi menjadi pujaan
Kemurniaanya bukan lagi timbangan yang jujur
Bukan hilang ketajamannya
Tapi tiada perlu rasa – rasanya menggunakannya
Bukan karena aku  manusia yang tidak berakal dan berbudi
Hanya karena tiada lagi guna semua itu bagi manusia sekarang ini katanya
Biarlah hilang hakikat manusia ini
Asal mampu merekayasa dan menipu diri
Melacurkan diri demi hal yang sementara

Pageruyung, 22 Juli 2016
FX. Hengki Parahate



Wednesday, 12 October 2016

Puisi : Langkah Pergumulan

Langkah Pergumulan


Lampu – lampu di tepian itu
Membiaskan malam menjadi kian tersamar
Mengiringi langkah – langkah kaki
Menjuntai sulur jalan beraspal bak permadani raksasa
Roboh terinjak langkah – langkah kaki tak berarah
Lampu – lampu itu
Menyeruak memancarkan sinar keabadian
Yang tiada akan lekang oleh masa hingga ujung perjalanan
Impian itulah pelita
Pelita itulah pengharapan
Betatapun redup berkas sinarnya
Pengaharapan itulah sumber daya yang menggerakan
Dan jiwalah sahabat dalam perjalananmu

Pageruyung, 1 Juni 2016
FX. Hengki Parahate


Puisi : Kupinta Yang Kuingin

Kupinta Yang Kuingin


Kupinta engkau bersama pelukan malam
Berbaring menemaniku melihat cakrawala gemerlap
Merengkuhmu dengan ketegaran hati
Dan menyandarkan kepalamu di bahuku

Kupinta engkau bersama terang sang bidadari malam,
Menenun hati yang terluka dan membasuh segala dukanya

Kupinta engkau dengan segala keharuman bumi,
Merasuk dalam setiap hela nafasku dan membiusnya dengan segala wewangian dewa
Kupinta engkau memudar bersama derunya gelombang laut yang menderu
Terhempas terbawa angin selaksa
Mencabut segala akar keserakahan inginku dalam ladang jiwaku
Dan bebaskanlah aku dari segala inginku

Pageruyung, 30 Mei 2016
FX. Hengki Parahate





Puisi : Kidung Cinta

Kidung Cinta


Menarilah bersamaku kasihku
Basuhlah kerinduan jiwaku dengan pelukmu
Gandenglah tanganku dan genggamlah bersama keyakinan kita
Akan masa depan yang kita takkan pernah mengetahui
Jangan lagi pernah kau lepaskan
Genggamlah kuat dan lebih kuat lagi
Karena kita telah seiya sekata
Berlayar menuju pelabuhan keabadian bersama
Mengertilah kiranya engkau akan segala kerinduan ini
Akan segala rasaku dan rasamu
Yang kian menyatu tak terbatas ruang dan waktu
Mengertilah kiranya engkau kekasih hatiku
Segala sukacitaku menyala dari pelukan sayap cintamu
Yang merengkuh kesendirianku
Mengertilah kiranya engkau nafas hidupku
Api cinta kita telah melebur
Dan segala kesusahan kita terhempas mengepul di awan
Bersama dengan api cinta kita yang kian membara
Kini kau dan aku bersatu dalam segala
Tanpa memisah dan terpisah
Sekarang hingga ujung waktu berlabuh
Berbahagialah kita dan segala anak bangsa bumi ini
Karena akan selalu kita kidungkan  cinta

Pegeruyung, 1 Juni 2016

FX. Hengki Parahate